Minggu, 04 Juli 2010

pendidikan gratis

PENDIDIKAN GRATIS,MUNGKINKAH?

Tahun ajaran baru sudah di depan mata,orang tua sibuk mencari sekolah baru untuk anak anaknya yang kebetulan tahun ini telah lulus,baik dari TK ke SD,dari SD keSMP,dari SMP ke SMA,atau dari SMA ke Perguruan Tinggi.Begitu banyak pilihan,sampai sampai orang tua dan anaknya sibuk sendiri,ada yang mendaftar secara biasa atau yang terbaru melalui akses internet,bahkan sesama orang tua saling telfon berlam lama hanya untuk membicarakan anaknya yang akan masuk ke sekolah barunya.
Pemerintah berteriak “sekolah gratis”untuk SD dan SMP karena sudah di sediakan anggaran yang begitu besar unutk menopang program pendidikan,sementara ada orang tua yang sangat “mendengar”teriakan pemerintah adapula yang pura pura tidak mendengar seruan itu,tidak terlalu di “ambil hati” ucapan pemerintah itu,karena dia pikir,bayar juga emang kenapa?.
Saya,terutama sebagai pendidik dan juga seorang ibu yang tahun ini Alhamdulillah anak saya yang tengah dan yang bungsu akan memasuki sekolah barunya,saya mendengar seruan pemerintah mengenai pendidikan gratis,tapi saya tidak terlalu perduli karena saya pikir kalau anak mau sekolah ya harus menyediakan dana,walaupun namanya gratis tapi apakah anak sekolah masih memakai seragam lamanya?apakah tas nya yang sudah sobek sobek tidak di gantinya?sepatunya yang sudah kekecilan apakah masih tetap di pakai?tentu tidak kan?.
Pemerintah boleh saja berteriak dengan lantang bahwa sekolah gratis memang tengah digalakkan,apalagi dananya memang ada untuk mendukungnya,tapi kita sebagai orang tua harus bijak menanggapinya,mentang mentang gratis benar-benar tidak mau menyediakan dana sedikit pun untuk anaknya sekolah,belajar membutuhkan banyak dana,tidak ada yang gratis seratus persen di dunia ini,benar pemerintah menyediakan anggarannya yang besar untuk program pendidikan,seperti buku pelajaran,alat alat penunjang,seperti komputer,laboraturium,dan sebagainya,bahkan ada dana BOS untuk membantu semua operasional yang di butuhkan sekolah,tapi itu semua tidak mencukupi untuk menggratiskan seratus persen anak anak kita untuk sekolah,apalagi untuk sekolah swasta,yang harus bersaing dengan sekolah negeri yang nota bene di perebutkan oleh begitu banyak orang,sehingga sekolah sekolah swasta yang kurang favorit hanya mendapatkan limpahan anak-anak yang kurang bermutu yang tidak di terima di sekolah negeri.sungguh sangat ironis .
Tibalah kita sekarang menilik kenyataan yang beredar di masyarakat ,ketika anaknya lulus dari SD negeri dan tidak di terima di SMP negeri,datanglah dia kesekolah swasta,dengan berkeluh kesah tentang kehidupannya yang serba sulit untuk menyekolahkan anaknya,mintalah dia keringanan demi keringanan untuk mencukupi semua kebutuhannya,tentu saja ujung ujungnya dia minta anaknya sekolah dengan biaya yang sangat minim,dikabulkan oleh pihak sekolah, tapi mohon anaknya harus menjadi anak yang baik,tidak boleh melanggar aturan aturan sekolah dan lain sebagainya,waktu berjalan ….lihat apa yang terjadi?sudah orang tuanya tidak mampu,si anak begitu bandelnya dan satu lagi….tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik,alias kurang cerdas,inikan suatu hal yang sangat menyesakkan dada buat kita para pendidik,cobalah kalau kita membalik kenyataan,semisal sianak di terima di sekolah negri dengan keadaan oraang tua yang tidak mampu tersebut,pasti orang tua itu mau tidak mau harus bisa mencukupi kebutuhannya sendiri,kalau untuk sekolah swasta dia tidak malu untuk meminta minta keringanan tapi pasti dia akan malu untuk meminta keringanan di sekolah negri,karena dengan bangganya dia akan berkomentar anaknya di terima di sekolah negeri.itulah kenyataan yang setiap tahun saya alami sebagai pendidik sekaligus panitia PSB,tentu saja itu hanya untuk segelintir orang ,dan saya yakin tidak semua orang tidak mampu seperti itu,ada juga orang tua yang dengan kesederhanaannya mendaftar di sekolah,namun apa yang terjadi?dilunasinya semua keuangan anaknya sampai untuk satu tahun kedepan,Subhanallah…mudah mudahan di lancarkan usahanya…amin….
Kembali ke soal pendidikan gratis,sungguh beruntung sekarang pemerintah sangat perduli dengan program pendidikan,sehingga orang tua setidaknya sedikit terbantu dengan program pemerintah itu,tapi hendakknya orang tua jangan sampai tidak punya dana sama sekali untuk menyekolahkan anaknya,jangan terbuai oleh kata”pendidikan Gratis”sehingga terlena dan lupa kalau tidak ada yang gratis seratus persen di dunia ini.
Ketika saya sekolah dulu,ada yang namanya pelajaran Mahfuzot,sungguh sangat indah bila kita membaca syair-syair yang ada di buku tersebut,dan yang paling saya hapal adalah syair tentang menuntut ilmu,sangat berbekas di hati saya tentang syair itu,di tuliskan di situ bagaimana cara yang ideal kita menuntu ilmu,diantaranya adalah dengan biaya yang cukup.
Mudah mudahan dengan program pemerintah sekarang ini kita dapat melihat hasilnya kelak,tentu saja dengan hasil yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar